dc.description.abstract | Sampah yang masih menjadi permasalahan di Kota Pangkalpinang, Dinas Lingkungan Hidup Kota Pangkalpinang menyatakan bahwa meningkatnya volume sampah 160 hingga 200 ton di setiap harinya menyebabkan daya tampung tempat pembuangan akhir sampah (TPA) semakin penuh. Pemilihan lokasi TPA menjadi salah satu permasalahan karena kepadatan penduduk dan kurangnya lahan yang dapat dijadikan lahan regional TPA sampah di Kota Pangkalpinang. Sedangkan pemilihan lokasi TPA sampah sangatlah rumit mengingat banyaknya faktor yang perlu dipertimbangkan. Beberapa faktor penentu diantaranya adalah Alat, Lahan, Adminiatrasi Pemerintahan, Penduduk dan Infrastruktur. Maka diperlukan kriteria yang dapat digunakan untuk menentukan lokasi TPA sampah yang memenuhi persyaratan. Dengan pemanfaatan Sistem Pendukung Keputusan dapat digunakan untuk membantu mengambil keputusan dengan cepat, tepat, dan konsisten. Sistem ini dikembangkan dengan menerapkan metode Analytical Hierarcy Process (AHP). Dalam penelitian ini disusun berdasarkan tahapan regional, dimana tahapan untuk menghasilkan pemilihan TPA sampah yang berisi daerah dalam wilayah perencanaan yang terbagi menjadi beberapa zona kelayakan. Dengan menggunakan AHP dapat memudahkan dalam melakukan analisis data untuk menghasilkan keputusan layak, cukup layak dan Tidak layak suatu lokasi yang dipilih agar strategis dan tepat. Dari hasil pengolahan data penelitian menerangkan bahwa perluasan Parit Enam mendapatkan nilai tertinggi yakni 0,34%, Namang 0,30%, Puding Besar 0,17%, Jelutung 0,09%, Air Kuning 0,07%. | en_US |