dc.description.abstract | Seiring dengan perkembangan zaman, kebutuhan manusia yang semakin
meningkat termasuk kebutuhan akan informasi. Oleh sebab itu, pengiriman dan
penyimpanan data melalui media elektronik memerlukan suatu proses yang
mampu menjamin keamanan dan keutuhan dari data tersebut. Untuk menjamin
keamanan dan keutuhan dari suatu data, dibutuhkan suatu proses penyandian.
Enkripsi dilakukan ketika data akan dikirim. Proses ini akan mengubah suatu data
asal menjadi data rahasia yang tidak dapat dibaca. Sementara itu, proses dekripsi
dilakukan oleh penerima data yang dikirim tersebut. Data rahasia yang diterima
akan diubah kembali menjadi data asal. Dengan cara penyandian tadi, data asli
tidak akan terbaca oleh pihak yang tidak berkepentingan, melainkan hanya oleh
penerima yang memiliki kunci dekripsi. Didorong oleh kegunaan yang penting
tadi, teknik (algoritma) penyandian telah berkembang sejak zaman dahulu kala.
Mulai dari era sebelum masehi, hingga sekarang algoritma penyandian ini selalu
berkembang. Pertimbangan bahwa sebuah standard algoritma yang baru sangatlah
diperlukan untuk tetap menjaga kerahasiaan suatu data. Dalam hal ini, kunci yang
lebih panjang juga merupakan keharusan.
Saat ini, AES digunakan sebagai standar algoritma kriptografi yang
terbaru. Algoritma sebelumnya dianggap tidak mampu lagi untuk menjawab
tantangan perkembangan teknologi komunikasi yang sangat cepat. AES sendiri
adalah algoritma kriptografi dengan menggunakan algoritma Rijndael yang dapat
mengenkripsi dan mendekripsi blok data sepanjang 128 bit dengan panjang kunci
128 bit, 192 bit, atau 256 bit. | en_US |